Usahaweb.com

100 KK Masih Terisolir di Palopo

Diposting oleh 2brother | Jumat, November 07, 2008 | 0 komentar »

Palopo, Tribun - Sebanyak 100 kepala keluarga (KK) RW 1 dan RW Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo hingga, Kamis (6/11) kemarin, masih terisolir pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda daerah ini, Selasa (4/11) lalu.
"Kita belum tahu bagaimana nasib mereka (100 KK) karena akses jalan menuju ke daerah tersebut (RW 1 dan RW 2) masih tertimbun tanah longsor," kata Camat Mungkajang, Mas Jaya, kepada wartawan saat memantau kondisi jalan yang tertimbun tanah longsor di daerah Latuppa, tepatnya di kilometer delapan.

Beberapa warga yang tinggal di daerah Siguntu mencoba menyelamatkan diri dengan berjalan kaki sejauh tujuh kilometer untuk menjangkau rumah keluarga mereka yang luput dari terjangan banjir dan tana longsor.
Jumari (37) salah seorang warga RW 1 menuturkan, dirinya nekad berjalan kaki sejauh tujuh kilometer bersama anaknya yang baru berumur satu tahun karena takut akan terjadi banjir dan longsor susulan.
Selaian Jumari, terdapat sekitar 10 warga lainnya yang nekad berjalan kaki menuruni pebukitan untuk menyelamatkan diri.
"Parah, Pak. Saya tidak tahu bagaimana mau menggambarkannya," kata ibu tiga orang anak ini saat ditanya kondisi kampung halamannya pasca banjir dan tana longsor di daerah tersebut.
Jumari menuturkan selain kehilangan rumah yang hanyut terseret banjir, puluhan batang pohon kakao yang selama ini menjadi salah satu sumber pendapatan untuk menhhidupi keluarga juga raib dibawa sang banjir dan sebagian lagi tertimbun tanah longsor.
Rumah Hanyut
Khusus di Kelurahan Latuppa, sedikitnya 20 rumah milik warga hanyut terseret banjir. Satu musola juga rusak parah akibat sebagian bangunannya hanyut bersama ratusan batang kayu gelondongan yang disinyalir hasil pembalakan liar.
Kondisi warga di daerah Ltuppa sendiri hingga kemarin masih sangta memprihatinkan. Selain kehilangan rumah dan kebun mereka, warga yang mayoritas petani ini juga belum tersentuh bantuan dari pemerintah.
Di daerah perkotaan sendiri, ribuan warga terlihat masih sibuk membersihakn rumah mereka dari sampah dan lumpur yang terbawa banjir. Sejumlah warga juga kesulitan membersihakan rumah mereka karena aliran air bersih dari PDAM selama dua hari terakhir macet.
"Kita mau membersihkan rumah tetap tidak ada air," kata Mely, warga Jl H Hasan, Kecamatan Wara.

Lautan Sampah
KONDISI Kota Palopo yang selama ini bangga dengan predikat kota Adipura yang disandangnya selama tiga tahun terakhir hingga kemarin masih menjadi lautan sampah dan debu di beberapa titik.
Kondisi terparah terlihat di Jl Andi Djemma (eks Jl Jenderal Sudirman), tepatnya di sekitar Jembatan Merah. Tumpukan sampah dan gundukan tana di pinggir terlihat masih menghiasi jalan protocol tersebut.
Pengendara sepeda motor yang melintas di jalan ini terlihat kewalahan menghadapi serbuan debu yang selama ini sangat jarang mereka jumpai di kota ini.
Banjir terparah dalam kurun waktu 50 tahun terakhir ini yang melanda Palopo ini disebabkan meluapnya aliran Sungai Latuppa yang dalam sekejap langusng menggenangi sejumlah wilayah yang berada di sekitar bantaran sungai.
Arus sungai yang mengalir begitu deras merobohkan serta menghanyutkan puluhan rumah yang berada di bantaran sungai dan meluluhlantakkan tanggul dan bronjong di sepanjang aliran sungai. Personil TNI, satkorlak, Basarnas Sulsel bersama warga bahumembahu membersihkan rumah mereka.

Tribun Timur, Selalu yang Pertama
sumber : www.tribun-timur.com


Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar

Pengen domain gratis, lansung cek n langsung dapet domain gratisnya..